Do It Yourself, ..........,,,,, Optimization Engine for better Live ,,,,,.......... Bila Bisa Diperbaiki Mengapa Harus DiGanti,..Bila Bisa Bikin Sendiri Mengapa Harus Beli....... All4One,1ForAll ....... \(^o^)/

Search This Blog

Angka Setana pada Solar (Cetane Number)

Angka Setana pada Solar (Cetane Number)

Ritual Mengisi Bahan Bakar
Ritual Mengisi Bahan Bakar
Angka Setana atau CN (Cetane Number) adalah ukuran yang menunjukkan kualitas dari bahan bakar untuk diesel, Dalam mesin diesel angka bahan bakar setana yang lebih tinggi akan memiliki periode pengapian lebih pendek daripada bahan bakar setana bernilai rendah.
Singkatnya, semakin tinggi angka setana akan lebih mudah bagi bahan bakar untuk terbakar dalam kompresi. Dengan bahan bakar yang mudah terbakar maka akan mengurangi ketukan dari mesin diesel, sehingga mesin akan lebih halus. Oleh karena itu bahan bakar yang lebih tinggi setana biasanya menyebabkan mesin untuk berjalan lebih lancar dan tenang . hal ini berbeda bila nilai setananya lebih rendah maka akan terjadi delay sehingga menambah ketukan pada proses pembakaran. (Mohon dibedakan dengan Nilai Octan pada Mesin Bensin) Karena Prinsipnya sangat berbeda jauh, kalau nilai oktan pada bensin itu bahan bakar makain sulit terbakar bila di kompresi).

Nilai Setana 

Nilai Setana dinyatakan dengan angka, dan biasanya mesin diesel bermain diangka CN 40-55. Seperti penjelasan diatas, Bahan bakar dengan setana yang lebih tinggi mengalami keterlambatan pengapian lebih pendek, akan memberikan lebih banyak waktu untuk proses pembakaran bahan bakar akan selesai. Oleh karena itu, mesin diesel high performance akan beroperasi lebih efektif dengan bahan bakar setana yang lebih tinggi .
Di Eropa , nomor setana ditetapkan minimal 38 tahun 1994 dan 40 pada tahun 2000. Pada saat ini standar untuk diesel dijual di Uni Eropa, Islandia, Norwegia dan Swiss diatur dalam EN 590, dengan setana minimal 51. Solar yang bagus (Premium) biasanya memiliki setane setinggi 60.
Di Amerika Utara, sebagian besar negara mengadopsi ASTM D975 sebagai standar bahan bakar diesel mereka dan setanaminimum ditetapkan sebesar 42-45. Beberapa Aditif sering ditambahkan ke dalam bahan bakar untuk memberikan pelumasan, deterjen untuk membersihkan injector bahan bakar dan meminimalkan deposit karbon, dispersan air, dan aditif lainnya tergantung pada kebutuhan geografis dan musim.

Aditif pada Solar

Aditif yang biasanya digunakan dalam solar adalah Alkyl nitrat (2-etilheksil nitrat) dan di ters butil peroksida keduannya digunakan sebagai aditif untuk menaikkan cetane number.
Tabel Bahan bakar
Tabel Bahan bakar

Bio Diesel

Biodiesel yang berasal dari sumber minyak nabati biasanya memiliki nilai setana 46-52, Sedang bahan dari lemak hewan berbasis biodiesel memiliki setana 56-60. Dimetil eter adalah bahan bakar diesel yang potensial karena memiliki nilai cetane tinggi (55-60) dan dapat diproduksi sebagai biofuel.

Solar Di Indonesia

Pada Solar yang dijual dan kita pakai biasanya memiliki
Biosolar memiliki angka setana sekitar 48 min sampai 51 max dengan sulphur 500 ppm
Solar biasa memiliki angka setana sekitar 48 masimal dan sulphur diatas 500ppm
Pertadex memiliki setana min 54 ( biasanya 55-56 ) dengan sulphur 300ppm
Shell Diesel memiliki setana sekitar 48-52  dengan sulphur hanya 50 ppm

Semoga Bermanfaat

15 comments:

  1. Lebih suka ngisi yg mana hayo ngaku...he he

    ReplyDelete
    Replies
    1. wah pertanyaannya terlalu pribadi, Off The Record ... he99

      Delete
    2. Semua Mobil Pribadi ku : Isuzu Black Panther thn produksi 2002 dan Toyota Innova thn produksi 2012, cukup di isi dengan BBM Solar / Biosolar bersubsidi. Cuma 1 - 2 kali saja saya nyoba pakai Pertamina DEX dengan untuk ke 2 Mobil Pribadiku dan semuanya baik2 saja. 😃

      Delete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Klo untuk mobil disel macam panther idealnya jalan di rpm berapa om supaya kita bisa dapat konsumsi bbm yang irit?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Psbther itu torsi maks nya ada disekitar 1800 rpm, jadi ya kalau beban ngak berat anda bisa cruising disekitar angka 2000-2700 saya kira sudah memadai

      Delete
    2. Oke om terimakasih pencerahannya, soalnya kmrn2 selalu di bawah 2000 rpm, krn diatas itu kok nggereng menurut perasaan saya

      Delete
    3. Ingat itu RPM di spedometer kan ngak benar itu bila menunjukkan 2000 rpm paling ngak sampe 2000 rpm,.. jadi kalau anda oper dibawah 2000 rpm kasihan kampas kopling dan malah kemungkinan bisa menjadi boros bahan bakar karena mekanisme kerja IP

      Delete
  4. Pak Iwan, untuk solar TOTAL berapa angka CN dan suphurnya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Untuk Tepatnya saya ngak tahu tapi klaim dari Pembuatnya sekitar 50-52

      Delete
    2. Kalau TOTAL kadar sulphurnya berapa?

      Delete
  5. Angka cetane semakin besar semakin mudah terbakar yha... Beda sama oktan. Oktan semakin besar angkanya justru semakin lambat terbakarnya...cmiiw

    ReplyDelete
  6. Semakin tinggi cetana arti bahan bakar lebih mudah terbakar sementara oktan semakin tinggi bahan bakar sulit terbakar. Untuk diesel semakin tinggi nilai cetanc semakin baik, untuk mesin bensin semakin tinggi nilai oktan semakin baik. Kalau dibanding antara premium dan solar, premium lebih mudah terbakar dan solar lebih sulit terbakar jadi nilai oktan solar tinggi dan nilai cetana premium tinggi. Bagaimana jika solar untuk mesin bensin dan premium untuk mesin diesel?

    ReplyDelete

Terimakasih Atas Komentar Anda,
Maaf Komentar yang berisi spam, kalimat tidak sopan dan tidak berhubungan dengan topik terpaksa saya hapus.
Bila anda ingin mendapat back link silahkan gunakan Open Id,
Link Aktif akan saya hapus
Terima Kasih (admin)